Selasa, 04 Juni 2013

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Antara Bank BUMN dengan Bank Swasta Periode 2007-2011


Oleh
Imelda Oktavia
Program Studi Akuntansi/Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja keuangan antara perbankan BUMN dengan perbankan Swasta yang dilihat dari masing-masing rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan terdiri dari NIM, ROA, ROE, LDR, CAR, dan NPL. Berdasarkan dari kriteria sampel yang telah ditentukan, diperoleh dua kelompok sampel penelitian, yaitu 4 Bank BUMN dan 4 Bank Swasta dengan periode penelitian yaitu dari tahun 2007-2011. Dalam melakukan perbandingan kinerja keuangan, dalam penelitian ini penulis melakukan 2 uji. Yang pertama uji asumsi varian (uji Leven's) dan kemudian setelah itu dilakukan uji Independent Samples T Test. Dari kedua uji tersebut, penulis mengambil kesimpulan yaitu terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada rasio ROA, ROE, dan NPL. Sedangkan pada rasio NIM, LDR  dan CAR  tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan.

Kata Kunci : NIM, ROA, ROE, LDR, CAR, NPL


 PENDAHULUAN

Di era globalisasi sekarang ini, perbankan memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia yang memiliki tujuan untuk mencapai pembangunan Nasional. Khususnya fungsi intermediasi, yaitu fungsi perbankan dalam  menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman. Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes.
Sedangkan menurut undang-undang perbankan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Adanya krisis yang melanda Indonesia pertengahan tahun 1997-1998 memberikan dampak yang kurang baik terhadap perkembangan bank sebagai lembaga intermediasi. 
Walaupun tingkat kepercayaan masyarakat cenderung lebih besar pada bank pemerintah di banding bank swasta. Namun permasalahan tersebut tidak hanya berdampak pada bank swasta saja, namun berdampak juga pada bank pemerintah di Indonesia. Oleh sebab itu sangatlah perlu dilakukan pembenahan terhadap permasalahan tersebut guna mengembalikan kepercayaan masyarakat baik nasional dan internasional. Sebab sekali kepercayaan masyarakat hilang, maka dunia perbankan Indonesia akan mengalami krisis yang berkepanjangan (Prasodjo,2000).
Walaupun tingkat kepercayaan masyarakat cenderung lebih besar pada bank pemerintah di banding bank swasta. Namun permasalahan tersebut tidak hanya berdampak pada bank swasta saja, namun berdampak juga pada bank pemerintah di Indonesia. Oleh sebab itu sangatlah perlu dilakukan pembenahan terhadap permasalahan tersebut guna mengembalikan kepercayaan masyarakat baik nasional dan internasional. Sebab sekali kepercayaan masyarakat hilang, maka dunia perbankan Indonesia akan mengalami krisis yang berkepanjangan (Prasodjo,2000).
         Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui dan menganalisa kinerja keuangan perbankan BUMN  jika dibandingkan dengan perbankan Swasta untuk masing-masing rasio keuangan. Serta Untuk mengetahui dan menganalisa adakah perbedaan signifikan kinerja keuangan antara perbankan BUMN dan perbankan Swasta Indonesia.

METODE PENELITIAN

Obyek Penelitian
Objek penelitian merupakan suatu hal terpenting dalam melakukan sebuah penelitian. Objek dari penelitian ini adalah 4 Bank BUMN dan 4 Bank Swasta. Kedelapan Bank tersebut dapat dilihat dalam Tabel 1.

Tabel 1. Daftar Bank-Bank

 


 Sumber dan Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari keempat Bank BUMN dan keempat Bank Swasta. Data berupa laporan keuangan periode 2007-2011. Data yang diperoleh dalam bentuk data yang sudah dipublikasikan melalui internet pada website masing-masing Bank tersebut.

Metode Analisa Data

Alat uji analisis yang digunakan adalah independent sample T-test. Independent sample T-test adalah metode yang digunakan untuk menguji kesamaan rata-rata dari 2 populasi yang bersifat independen. Independen maksudnya adalah bahwa populasi yang satu tidak dipengaruhi atau tidak berhubungan dengan populasi yang lain. Independent sample T-test digunakan karena ingin mengetahui apakah ada perbedaan antara dua populasi dengan melihat rata-rata dua sampelnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan BUMN dan perbankan Swasta tahun 2007-2011

Hasil analisis Independent Sample T-Test dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara dua kelompok/sampel independen dengan melihat rata-rata dua sampelnya, yaitu perbankan BUMN dan perbankan Swasta dengan indikator Net Interest Margin (NIM), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Loan (NPL). Hasil analisis mengunakan Independent samples T-test memberikan 2 kelompok hasil analisis, yaitu :

Group Statistik

Hasil pengolahan data dapat dilihat dari Tabel 3  berikut:

Tabel 3
Group Statistik Bank BUMN dan Bank Swasta

 


 

-          Rata-rata NIM Bank BUMN sebesar 6,6325, sedangkan rata-rata NIM pada bank Swasta sebesar 5,6000. Sehingga dapat dilihat bahwa rata-rata NIM pada Bank BUMN lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata NIM pada bank Swasta.
-          Rata-rata ROA Bank BUMN lebih besar dari pada rata-rata ROA bank Swasta. Yaitu sebesar 2,7500 untuk Bank BUMN dan 2,0110 untuk bank Swasta.
-          Rata-rata ROE bank BUMN adalah sebesar 23,1010, sedangkan rata-rata ROE pada bank Swasta adalah sebesar 16,5405. Dengan begitu rata-rata ROE bank BUMN lebih besar dibanding dengan rata-rata ROE bank Swasta
-          Untuk rata-rata LDR pada Bank BUMN dan bank swasta memiliki nilai yang berbeda sangat tipis. Jika rata-rata LDR Bank BUMN sebesar 76,8985 maka pada bank Swasta rata-rata LDR nya sebesar 76,8375.
-          Rata-rata CAR pada bank BUMN adalah sebesar 16,2870, sedangkan rata-rata CAR pada bank Swasta adalah sebesar 15,8945. Dengan begitu dapat dilihat bahwa walaupun ada  perbedaan sedikit antara rata-rata CAR bak BUMN dengan rata-rata CAR bank Swasta.
-          Sedangkan untuk rata-rata NPL, bank BUMN memiliki presentase lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata NPL bank Swasta. Yaitu sebesar 2,0120 untuk bank BUMN dan 1,1930 untuk bank Swasta. Walaupun perbedaan nilai tersebut hanya sedikit atau hampir sama/sejajar, namun dapat disimpulkan bahwa tingkat pengelolaan kredit bermasalah pada bank Swasta lebih baik jika dibandingkan dengan bank BUMN.

Independent Sample  Test

Hasil pengolahan data dapat dilihat dari Tabel 4  berikut:


Tabel 4
Independent Sample Test

 

Analisis Rasio NIM
Terlihat bahwa t hitung untuk NIM dengan Equal variance not assumed adalah 2,072.  Untuk menentukan t tabel dapat dilihat dari tabel statistik pada signifikansi 0,05 : 2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2 atau 23-2 = 21, hasil diperoleh untuk t tabel adalah sebesar 2,080. Karena t hitung ≤ t tabel maka H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata kinerja keuangan antara bank BUMN dan bank Swasta  jika dilihat dari rasio NIM.

Analisis Rasio ROE
Terlihat bahwa t hitung untuk ROE dengan Equal variance assumed adalah 2,114.  Untuk menentukan t tabel dapat dilihat dari tabel statistik pada signifikansi 0,05 : 2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2 atau 38-2 = 36, hasil diperoleh untuk t tabel adalah sebesar 2,028. Karena t hitung ≥ t tabel maka H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kinerja keuangan antara bank BUMN dan bank Swasta jika dilhat dari rasio ROE.

Analisis Rasio LDR
Terlihat bahwa t hitung untuk LDR dengan Equal variance assumed adalah 0,012.  Untuk menentukan t tabel dapat dilihat dari tabel statistik pada signifikansi 0,05 : 2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2 atau 38-2 = 36, hasil diperoleh untuk t tabel adalah sebesar 2,028. Karena t hitung ≤ t tabel maka H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata kinerja keuangan antara bank BUMN dan bank Swasta jika dilhat dari rasio LDR.

Analisis Rasio CAR
Terlihat bahwa t hitung untuk CAR dengan Equal variance assumed adalah 0,400.  Untuk menentukan t tabel dapat dilihat dari tabel statistik pada signifikansi 0,05 : 2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2 atau 38-2 = 36, hasil diperoleh untuk t tabel adalah sebesar 2,028. Karena t hitung ≤ t tabel maka H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata kinerja keuangan antara bank BUMN dan bank Swasta jika dilhat dari rasio CAR.

Analisis Rasio NPL
Terlihat bahwa t hitung untuk NPL dengan Equal variance not assumed adalah 2,655.  Untuk menentukan t tabel dapat dilihat dari tabel statistik pada signifikansi 0,05 : 2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2 atau 34-2 = 32, hasil diperoleh untuk t tabel adalah sebesar 2,037. Karena t hitung ≥ t tabel maka H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kinerja keuangan antara bank BUMN dan bank Swasta jika dilhat dari rasio NPL.


 Kesimpulan


Berdasarkan pengolahan data dan hasil analisis data yang mengacu pada masalah dan tujuan penelitian, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut :



a.       Kinerja NIM perbankan BUMN tidak berbeda dengan kinerja NIM perbankan Swasta. Namun jika dilihat dari rata-rata, NIM bank BUMN sedikit lebih baik dari bank Swasta. NIM pada bank BUMN sudah dapat dikatakan sehat karena sudah memenuhi standar yang ditetapkan Bank Indonesia, sedangkan NIM bank Swasta belum bisa dikatakan sehat karena belum mencapai standar kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
b.      Kinerja ROA perbankan BUMN berbeda dengan kinerja ROA perbankan Swasta. ROA perbankan BUMN lebih tinggi dibandingkan ROA perbankan Swasta. Akan tetapi, kedua jenis bank tersebut sudah dapat dikatakan sehat karena ROA bank BUMN maupun ROA bank Swasta sudah memenuhi standar kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.    
c.       Kinerja ROE perbankan BUMN berbeda dengan kinerja ROE perbankan Swasta. ROE perbankan BUMN lebih tinggi dibandingkan ROE perbankan Swasta. Akan tetapi rata-rata ROE bank BUMN maupun bank Swasta sudah dapat dikatakan sehat, karena sudah memenuhi standar kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
d.      Kinerja LDR perbankan BUMN tidak berbeda dengan kinerja LDR perbankan Swasta. Rata-rata LDR perbankan BUMN sama nilainya dengan rata-rata perbankan Swasta. Rata-rata LDR bank BUMN maupun bank Swasta belum mencapai standar kesehatan bank yang ditetapkan Bank Indonesia, sehinnga jika dilihat dari rasio LDR baik bank BUMN maupun bank Swasta belum bisa dikatakan sehat.
e.       Kinerja CAR perbankan BUMN tidak berbeda dengan kinerja CAR perbankan Swasta. Rata-rata CAR perbankan BUMN hampir sama dengan CAR perbankan Swasta, namun CAR bank BUMN sedikit lebih baik dari bank Swasta. Jika dilihat dari rasio CAR, maka bank BUMN dan Bank Swasta sudah dapat dikatakan sehat karena baik bank BUMN maupun bank Swasta sudah memenuhi standar kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
f.       Kinerja NPL perbankan BUMN berbeda dengan kinerja NPL perbankan Swasta. NPL perbankan BUMN lebih tinggi dibandingkan NPL perbankan Swasta, ini menunjukan NPL perbankan Swasta lebih baik dari perbankan BUMN. Akan tetapi jika dilihat dari rasio NIM baik bank BUMN maupun bank Swasta sudah dapat dikatakan sebagai bank yang sehat, karena sudah memenuhi standar kesehatan bank yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.



Daftar Pustaka

Amrin, Abdullah. 2009. Bisnis, Ekonomi, Asuransi, dan Keuangan Syariah. Jakarta : Grasindo.

Eko. 2012. “Deskripsi Variabel” Dalam http://ekoaguscahyono.wordpress.com/materi-spss/deskripsi-variabel/ diunduh pada rabu, 01 agustus 2012 pukul 20.49 WIB.

IAI. 2007. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 1. Jakarta : Salemba Empat.

Mahardian, Pandu. 2008. Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan. Dalam http://eprints.undip.ac.id/18663/1/PANDU_MAHARDIAN.pdf diunduh pada selasa, 17 juli 2012 pukul 17.50 WIB.

Meliyanti, Nuresya. 2012. Analisis Kinerja Keuangan Bank : Pendekatan Rasio NPL, LDR, BOPO dan ROA Pada Bank Privat dan Publik. Dalam http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/economy/2009/Artikel_20205894.pdf diunduh pada selasa, 19 juli 2012 pukul 12.30 WIB.

Pasanugraha, Ponttie. 2007. Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia dalam http://eprints.undip.ac.id/17628/1/Ponttie_Prasnanugraha.pdf diunduh pada jumat, 20 juli 2012 pukul 12.56 WIB.